![]() |
keragaman hayati yang berasal dari nenek moyang yang sama. |

Jika tadinya kehidupan berawal dari nenek moyang yang sama, kenapa sekarang jadi begitu beragam? Keragaman ini ada karena insting makhluk hidup untuk terus hidup (survive), melalui berbagai permasalahan hidup makhluk-makhluk itu dijamannya masing-masing, makhluk hidup yang awalnya sel sangat sederhana harus berubah secara (sangat) perlahan-lahan dalam waktu yang super-duper lama demi menyesuaikan dengan alam. Makhluk hidup yang tak dapat beradaptasi akan punah, inilah yang disebut seleksi alam.
![]() |
kesamaan fisik famili Hominidae, bangsa Primata |
![]() |
gambar (singkat) Evolusi |
Sepertinya gambar diatas cukup terkenal bagi yang pernah mendengar teori Evolusi. Dalam gambar diatas adalah versi singkat dari evolusi manusia yang sering disalah artikan (dengan singkat pula) bahwa manusia berasal dari monyet. Padahal bukan, makhluk yang ada di tahap awal itu bukan monyet, tapi gambaran nenek moyang bangsa Primata. Jadi ini sekaligus menjawab pertanyaan, “Jika makhluk hidup berevolusi, mengapa monyet masih ada sampai sekarang?” Jawabannya pertama: karena makhluk di tahap awal pada gambar diatas bukan monyet, dan monyet yang ada sekarang pun adalah evolusi dari makhluk yang sama, barangkali dengan perubahan yang tak banyak. dan jawaban lainnya adalah karena Teori Evolusi bukan berarti semua makhluk hidup harus berubah, ada makhluk yang berubah sangat jauh dari jamannya, ada juga yang tidak berubah jauh. Intinya, ada makhluk yang karena pengaruh lingkungan geografisnya ingin bertahan hidup sehingga mendorong otaknya dan fisiknya berubah. Ada pula yang tak perlu perubahan cukup signifikan karena lingkungannya cukup mendukungnya untuk bertahan hidup.
Jadi dalam evolusi, tak ada yang benar-benar disebut manusia pertama, karena perubahan yang terjadi sangat perlahan sehingga tak ada patokan siapa manusia (Homo sapiens) pertama. Namun dari bukti fosil yang ada, diperkirakan primata yang berevolusi sampai akhirnya menjadi Homo sapiens awalnya berada di benua Afrika. Kemudian karena insting untuk bertahan hidup, sebagian pergi bermigrasi untuk mencari makanan di dataran (benua-benua) lain. Karena perpindahan inilah akhirnya manusia yang ada sekarang terdiri dari berbagai etnis dan ras. Lingkungan geografis menuntut fisik manusia modern ini untuk beradaptasi sehingga menciptakan warna kulit yang berbeda-beda.
![]() |
Peta perpindahan manusia dari Afrika sampai menempati Amerika. Tercatat awalnya 60.000 tahun yang lalu. |
![]() |
nenek moyang Homo sapiens yang berpindah membentuk etnis-etnis baru. |
Terbukti saat ini orang-orang yang menempati benua Asia mempunyai ciri yang berbeda dengan orang-orang yang menempati benua Afrika. Kita yang ada di Indonesia pun jika ditarik garis yang sangat jauh, akan berawal dari Afrika (sejauh yang tercatat saat ini). Perbedaan ciri ini adalah bukti bahwa manusia (Homo sapiens) sendiri telah berevolusi dalam puluhan ribu tahun terakhir, namun bukan berarti kita (orang Asia) adalah spesies yang berbeda dengan orang Afrika.
Evolusi terjadi dengan sangat perlahan, perubahannya tidak terjadi pada satu individu dalam umur hidupnya, namun terjadi ketika individu tersebut berkembang biak, perubahan tersebut ditransfer lewat kode genetiknya yang kemudian oleh keturunannya akan diturunkan lagi ke keturunan selanjutnya. dan masing-masing keturunan ini menghadapi permasalahan berbeda-beda dalam geografis yang berbeda-beda pula yang pada akhirnya setelah melewati beberapa keturunan, akan terlihat perbedaan mencolok antara si individu awal tadi dengan cucu-cicit-cicitnya yang jauh itu.
Karena perubahan yang sangat perlahan itu, bisa dibilang kita sekarang pun merupakan makhluk yang sedang berevolusi, tentunya dengan permasalahan di jaman kita sendiri. Apa artinya diri kita akan berubah? Bukan, bukan kita, tapi keturunan-keturunan kita. Entah di bagian mana tubuh ‘manusia’ nanti akan berubah, tapi yang jelas manusia (sebagai makhluk hidup) terus berusaha bertahan hidup, seperti saat ini, umat manusia mulai mencari tempat lain selain Bumi yang dapat ditinggali. Sebagai antisipasi karena ketika ancamannya itu datang, pilihannya dua, kita mati atau berpikir bagaimana bertahan hidup. Mungkin dorongan untuk menemui tempat tinggal baru akan membuat perubahan membentuk manusia masa depan dengan otak yang semakin cerdas. Sementara beberapa manusia terdorong semakin cerdas, di pihak lain, mungkin pula akan ada manusia masa depan dengan otak yang menciut kembali menjadi kecil karena kebiasaan malas berpikir dan merasa hidup aman-aman saja (karena merasa tak perlu memikirkan bagaimana menanggulangi bencana, ancaman dsb).
Menyadari bahwa dalam satu spesies saja dalam puluhan ribu tahun (dalam contoh diatas: spesies manusia modern) bisa terjadi perubahan karena perpindahan tempat tinggal, bukan tak mungkin ‘makhluk yang jauh berbeda’ bisa terbentuk dalam ratusan ribu tahun.
Oiya, coba tonton playlist ini (video 3 part): untuk gambaran visual bagaimana manusia berevolusi dari makhluk paling sederhana sampai akhirnya menjadi makhluk hidup yang tak berbadan besar namun menguasai laut, darat dan udara.
Darimana dan dari apa terbentuknya nenek moyang makhluk hidup di Bumi ini? tonton aja di video di atas 😀
Semoga meluruskan kesalahpahaman selama ini yang beranggapan teori evolusi mengatakan manusia berasal dari monyet. Sekali lagi, tidak, manusia bukan berasal dari monyet, tetapi manusia dan monyet berasal dari nenek moyang yang sama.