Apa stereotip yang terlintas dipikiran seseorang kalau melihat wanita dengan penutup kepala atau hijab? “Seorang muslimah yang baik”? atau malah “Orang sok alim”?
Apapun itu, menurut saya hijab bukan simbol yang hanya milik agama Islam ataupun hanya boleh dipakai orang alim. Jadi rasanya gak tepat kalau buru-buru menyimpulkan orang-orang berhijab tersebut berarti adalah seorang muslim. Karena ternyata gak cuma orang Islam lho yang menggunakan penutup kepala.
Jauh sebelum Islam, banyak kebudayaan-kebudayaan atau agama lain yang orang-orangnya lebih dulu menggunakan hijab.
Misal:
Nah, motivasi wanita menggunakan penutup kepala itu pun bermacam-macam, namun orang Indonesia sepertinya langsung menebak orang yang menggunakan penutup kepala berarti orang Islam (karena mayoritas mungkin), dan pasti beranggapan orang memakai hijab itu alasannya karena dia alim dan menuruti perintah agamanya (?)
Setidaknya begitu anggapan saya dulu, ketika sebelumnya saya (hanya) menggunakan kacamata Islam, saya suka bertanya-tanya (dalam hati) kenapa ada orang yang berhijab tapi kadang dilepas kadang dipake, dan kadang juga perilakunya berlawanan dengan aturan agamanya. Singkatnya pemikiran saya saat itu begini:
“Kalau perintah berhijab dilaksanakan, kenapa orang itu tidak mengikuti aturan lainnya?”
Misal berhijab tapi kenapa suka gosip? berhijab tapi kenapa pacaran? dsb. (Walaupun itu tak masalah bagi saya)
Tapi ketika saya mencoba melepas kacamata saya dan melihat dari sudut pandang lain, saya temukan alasan-alasan lain seseorang menggunakan kain penutup tsb. Seperti misalnya:
- Untuk menutupi penyakit,
- Gaya rambut sedang jelek,
- Ukuran fisik/dada,
- Agar mendapat jodoh,
- Kelihatan lebih cantik dengan penutup kepala (fashion),
- Sebagai asesoris/mengikuti mode,
- Berpura-pura supaya dianggap alim (karena biasanya orang berhijab di-judge lebih terpercaya),
- Alasan ekonomi (Misal memakai hijab agar dagangan busananya laku atau misal tuntutan akting peran muslimah di film dsb)
- Terpaksa karena lingkungan (aturan wilayah tempat tinggal, paksaan orang tua/pasangan, label lingkungan dsb).
Kalopun seorang muslim, belum tentu mempercayai aturan yang sama dengan yang memprotes. Maksud saya begini; tafsiran orang berbeda-beda, bisa jadi Islamnya orang yg diprotes berbeda dengan aturan Islam yang diyakini orang yang memprotes. Nah.
Saya sendiri berpendapat, berhijab gak berhijab itu hak seseorang, saya menyadari alasan-alasan lain seperti tersebut diatas. Memakluminya dan gak protes-protes lagi kalau melihat orang berhijab tapi bertentangan dengan Islam. Suka-suka orang yang berhijab toh. 🙂
Orang berhijab belum tentu muslimah, muslimah berhijab belum tentu orang baik. Muslimah yang baik pun (mungkin) belum tentu berhijab, karena baik buruknya seorang muslimah sepertinya tak layak kita yang menilai.
Iya, seorang muslim yang baik dengan standar penilaian saya biasanya dianggap bukan muslim yang baik oleh ‘muslim lainnya’. Makanya saya bilang tak layak untuk kita menilai karena bakal selalu ada yang bertentangan dengan penilaian kita.
Udah ah, maha tidak sempurna saya dengan segala ocehan saya. Bye 🙂